Selamat Datang

Belajar Teknologi Pertanian Iklim Kering merupakan blog untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Aplikasi Teknologi Pertanian Berwawasan Iklim Kering bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Kamis, 16 Februari 2023

3.3. Kearifan Lokal NTT Mengenai Pertanian Lahan Kering: Penyimpanan dan Pengolahan Hasil serta Ketahanan Pangan

Pada materi 3.2 kita sudah membahas mengenai kearifan lokal NTT yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan ketahanan hayati. Kita mendiskusikan kedua topik tersebut dengan mendefinisikan apa itu keanekaragaman hayati dan ketahanan hayati terlebih dahulu lalu mendiskusikan mengenai kearifan lokal membudidayakan tanaman secara campuran dalam satu bidang lahan dan satu lubang tanam sebagai bentuk keanekaragaman hayati dan upaya menjaga ketahanan hayati. Juga sudah membahas mengenai kearifan berladang tebas bakar dan memilih melakukannya pada lahan miring sebagai kearifan mengenai ketahanan hayati. Pada materi 3.3 ini kita akan membahas mengenai kearifan lokal yang berkaitan dengan penyimpanan hasil dan ketahanan pangan.
3.3.1. MATERI KULIAH

3.3.1.1. Membaca Materi Kuliah
Menyimpan hasil dilakukan agar hasil panen dalam satu musim tanam dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga dalam setahun. Petani lahan kering yang tidak dapat mengakses sumber air hanya dapat membudidayakan tanaman sekali dalam setahun, yaitu pada musim hujan (rainy season). Bahkan jika musim tanam tahun berikutnya kurang baik, mereka berharap hasil yang mereka simpan masih dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga pada dua tahun berikutnya. Menyimpan hasil dilakukan dengan kearifan sebagai berikut:
  • Membudidayakan jenis-jenis tanaman aneka biji yang hasilnya dapat disimpan setelah dipanen dengan menggunakan cara penyimpanan tradisional, misalnya jagung disimpan di atas perapian dalam rumah bulat atau di dataran tinggi yang suhu udaranya lebih tinggi pada tiang tinggi yang dibuat dari bambu.
  • Membudidayakan jenis-jenis tanaman yang dapat dipanen setelah musim panen jenis-jenis tanaman aneka biji, misalnya aneka kacang dan labu kuning yang dipanen setelah jagung atau padi ladang
  • Membudidayakan jenis-jenis tanaman yang hasilnya dapat dipanen pada saat diperlukan, misalnya jenis-jenis aneka umbi dan aneka buah bahan pangan yang dapat dipanen kapan saja diperlukan sehingga dikatakan sebagai berlumbung di ladang.
  • Membudidayakan jenis-jenis tanaman yang hasilnya dapat dijual sebagai sumber pendapatan rumah tangga, misalnya menanam jenis-jenis tanaman aneka buah dan aneka sayur, yang dalam perkembangan selanjutnya sejak masa penjajahan mulai menanam jenis-jenis tanaman perkebunan.
  • Membiarkan tumbuhan bahan pakan dan membudidayakan jenis-jenis tanaman bahan pakan ternak, misalnya membiarkan jenis-jenis pohon tertentu seperti kabesak putih (Vachelia leucophloea) dan jenis-jenis marga beringin (Ficus spp.) tidak ditebang pada saat membuka lahan perladangan dan menanam lamtoro (Leucaena leucocephala) untuk memelihara sapi dengan sistem penggemukan. 
Penyimpanan bahan pangan dengan menggunakan cara penyimpanan tradisional dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan pangan rumah tangga paling tidak sampai pada musim tanam pada musim hujan berikutnya. Misalnya di Timor Barat hasil panen jagung disimpan dengan cara meletakkan di atas perapian dalam rumah bulat dan membakar kayu api jenis-jenis tertentu dengan asap yang dapat mengusir hama pasca-panen. Hama pasca-panen yang paling merusak hasil panen jagung adalah OPT golongan hewan pengerat (rodents) seperti tikus dan kumbang bubuk ('fufuk') Sitophilus spp. Selain itu juga untuk mempercepat pengeringan hasil panen sehingga tidak dirusak oleh beraneka patogen pascapanen dalam kelompok kapang (mould) yang dapat menghasilkan racun. Tentu saja penyimpanan dengan cara pengasapan berisiko menyebabkan hasil panen yang disimpan menjadi berjelaga dan jika panas berlebihan maka juga dapat menjadi kering berlebihan. Selain itu, pengasapan di dataran tinggi bisa menyebabkan ruang penyimpanan menjadi hangat sehingga justru bisa menarik jenis-jenis hama tertentu untuk datang dan berkembang merusak hasil yang disimpan. Selain menyimpan dengan mengasapi, cara lain yang dilakukan adalah menyimpan dalam wadah tertentu, misalnya dalam batang bambu atau wadah tradisional lainnya yang ujungnya kemudian disumbat dengan menggunakan bahan yang dapat mengusir hama.

Menyimpan hasil yang diprioritaskan adalah menyimpan bahan pangan untuk  menjaga agar seluruh anggota rumah tangga dapat memperoleh pangan secara memadai. Pada zaman dahulu, bahan pangan didapatkan terutama dengan memproduksi sendiri, terutama di wilayah lahan kering kepulauan sebagaimana halnya NTT mengingat prasarana dan sarana transportasi masih sangat kurang memadai. Dalam keadaan demikian, ketersediaan bahan pangan hanya dapat dilakukan dengan cara memproduksi dalam jumlah yang cukup secara lokal. Jika suatu rumah tangga mengalami kekurangan bahan pangan, yang dapat dilakukan hanyalah meminjam dari tetangga, jika tetangga masih mempunyai bahan pangan. Cara tradisional lainnya yang dilakukan jika masyarakat mengalami kekurangan pangan adalah mencari bahan pangan yang tersedia di alam, misalnya dengan cara mengumpulkan jenis-jenis aneka kacang seperti misalnya kacang kratok yang beracun atau aneka umbi yang juga beracun seperti ubi gadung (Discorea hispida) yang tumbuh di hutan, mengolah batang gebang, dan mengiris siwalan/lontar dan aren/enau. Biji kacang kratok yang beracun biasanya direbus dan kemudian direndam dalam air mengalir, sedangkan umbi uwi gadung beracun diiris dan kemudian direndam dalam air mengalir untuk menghilangkan racunnya. Batang gebang dipotong, dibelah, dan bgain dalamnya dicacah lalu ditumbuh sampai hancur untuk kemudian direndam untuk memperoleh patinya. Air nira yang diiris dari siwalan/lontar atau aren/enau dapat diminum langsung sebagai sumber kalori sehingga di dalam buku Harvest of the Palm: Ecological Changes in Eastern Indonesia (Fox, 1977), masyarakat Rote dan Sabu dikatakan sebagai meminum daripada mengunyah makanan. Sebenarnya bahan pangan yang diolah dari bahan pangan lokal tersebut lebih bergizi daripada mi cepat saji, tetapi oleh kalangan media massa dijadikan berita agar pemerintah memberikan bantuan pangan beras dan mi siap saji.

Setiap kelompok etnik di NTT mempunyai cara mengolah bahan pangan dan menyajikan pangan olahan secara tradisional. Di antaranya, jagung bose dan daging sei merupakan cara pengolahan dan penyajian bahan pangan khas NTT yang sudah dikenal luas. Namun mengingat keragaman kelompok etnik yang terdapat di NTT, tentu masih banyak cara pengolahan dan penyajian bahan pangan tradisional NTT yang belum dikenal secara luas. Cara pengolahan dan penyajian bahan pangan ini bersama dengan cara penyimpanan bahan pangan secara tradisional ini merupakan kearifan lokal sangat penting mengenai ketahanan pangan lahan kering kepulauan, tetapi masih belum banyak diteliti.

Untuk memahami mengenai apa itu ketahanan pangan (food security), silahkan unduh dan pelajari UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan PP No. 69 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. Di dalam kedua peraturan perundang-undangan tersebut pangan didefinisikan sebagai "segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan/atau pembuatan makanan atau minuman", sedangkan ketahanan pangan sebagai "kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman dan terjangkau." Ketahanan pangan didasarkan pada tiga pilar:
  • Pilar ketersediaan, yaitu ketersediaan fisik pangan yang diperoleh baik itu dari hasil produksi domestik, impor, atau perdagangan, maupun bantuan pangan.  
  • Pilar aksesbilitas, yaitu  kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman, dan bantuan pangan maupun kombinasi di antara kelimanya. 
  • Pilar konsumsi atau pemanfaatan pangan, yaitu penggunaan pangan oleh rumah tangga dan kemampuan masing-masing individu untuk mengkonsumsi pangan dan menyerap zat gizi.
Aspek penting dalam ketahanan pangan adalah penganekaragaman pangan (food diversification) yang dilakukan dengan: (a) meningkatkan keanekaragaman pangan, (b) mengembangkan teknologi pengolahan dan produk pangan, dan (c) meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang. Di antara cara penganekaragaman pangan ini, cara meningkatkan keanekaragaman pangan berkaitan sangat erat dengan keanekaragaman hayati.

Sebagaimana halnya penelitian mengenai keanekaragaman hayati dan ketahanan hayati pertanian lahan kering, penelitian mengenai kearifan lokal penyimpanan dan pengolahan hasil serta ketahanan pangan lahan kering masih belum banyak dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Undana. Padahal penelitian mengenai hal ini tidak memerlukan percobaan dengan rancangan yang rumit dan biaya yang mahal karna dapat dilakukan di tempat asal mahasiswa masing-masing:
  • Penelitian dengan menggunakan metode survei untuk menentukan cara penyimpanan dan pengolahan bahan pangan secara tradisional di daerah asal mahasiswa.
  • Penelitian dengan menggunakan metode pengamatan lapangan untuk menentukan efektivitas  penyimpanan pangan secara tradisional dalam mengurangi kehilangan bahan pangan dalam penyimpanan yang disebabkan oleh OPT golongan hama misalnya tikus dan kumbang bubuk  maupun yang disebabkan oleh patogen yang merusak bahan pangan dalam penyimpanan.
Selama ini mahasiswa Faperta Undana terlalu banyak yang meneliti mengenai teknologi, padahal teknologi yang diteliti belum tentu relevan dengan kebutuhan masyarakat lahan kering kepulauan.

3.3.1.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka
Silahkan mengunduh buku-buku perancangan percobaan dari Pustaka Daring dan membaca bab atau sub-bab yang berkaitan dengan prinsip perancangan percobaan. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut, silahkan juga baca:
Mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.


3.3.2. TUGAS KULIAH

3.3.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Kamis, 16 Maret 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

3.3.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Kamis, 16 Maret 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

3.3.2.3. Mengerjakan dan Melaporkan Tugas Projek
Silahkan mengerjakan tugas projek materi kuliah 3.1 ini dengan terlebih dahulu mengklik nama umum dan nama ilmiah untuk mengenali jenis-jenis tanaman lahan kering yang diberikan pada materi kuliah. Setelah benar-benar bisa mengenai jenis-jenis tanaman lahan kering tersebut, silahkan:
  • Mewawancarai minimal 3 orang petani perladangan tebas bakar yang sama dengan yang diwawancarai pada saat mengerjakan tugas 3.2 untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Materi Kuliah 3.3 dan kemudian mengisikan jawaban langsung di dalam file yang sama
  • Mengukur koordinat LS dan BT serta elevasi (ketinggian) lokasi wawancara dengan menggunakan aplikasi GPS Data dari EXA Tools sebagaimana yang telah dilakukan dalam mengerjakan Projek Kuliah 2.3.
  • Mengambil foto mengenai cara penyimpanan dan pengolahan bahan pangan secara tradisional yang dilakukan oleh petani dan kemudian mengunggah ke sub-folder Projek Kuliah 33 yang dibuat pada folder Kuliah Pertanian Lahan Kering yang sebelumnya telah dibuat ketika mengerjakan tugas Projek Kuliah 3.1.
Laporkan data hasil pengerjaan tugas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas. 

3.3.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini: 
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, Sabtu, 16 Maret 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Kamis, 21 Maret 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 2 Maret 2023, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar