Selamat Datang

Belajar Teknologi Pertanian Iklim Kering merupakan blog untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Aplikasi Teknologi Pertanian Berwawasan Iklim Kering bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Rabu, 15 Februari 2023

1.1. Apa Itu Iklim Kering dan Pertanian Berwawasan Iklim Kering?

Semua tentu sudah paham apa itu iklim (climate) dan perbedaannya dengan cuaca (weather). Keduanya sudah diajarkan dalam mata kuliah klimatologi pertanian. Demikian juga dengan apa itu iklim kering (dry climate). Namun karena iklim kering merupakan bagian dari nama mata kuliah ini maka kita perlu membahasnya kembali agar batasan-bayasannya menjadi jelas. Mengenai pertanian berwawasan iklim kering, kita juga perlu membahasnya sebelum membahas mengenai teknologi pertanian berwawasan lahan kering dan aplikasi teknologi pertanian berwawasan lahan kering yang merupakan nama mata kuliah ini. Mengenai pertanian berwawasan iklim kering ini, pada materi ini kita hanya akan membahasnya terutama dalam kaitan dengan istilah berwawasan dan dalam kaitan dengan istilah lain yang lazim digunakan untuk merujuk kepada konsep yang kurang lebih samag.

1.1.1. MATERI KULIAH

Climate is what you expect, 
weather is what you get.
1.1.1.1. Membaca Materi Kuliah
Apa Itu Iklim Kering?
Sebelum melanjutkan membaca materi kuliah ini, silahkan terlebih dahulu mengunduh dan membaca Buku Saku Klimatologi yang diterbitkan oleh Badan Mataorologi dan Klimatologi. Kita semua tahu bahwa wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah beriklim kering di Indonesia. Tapi apakah wilayah beriklim kering di Indonesia hanya wilayah Provinsi NTT? Apa yang membedakan wilayah beriklim kering di NTT yang merupakan wilayah kepulauan dengan wilayah beriklim kering di wilayah kontinental, seperti Australia misalnya? Tapi sebelum itu, meskipun semua seharusnya sudah tahu apa itu iklim dan cuaca, kita perlu membahasanya secara sepintas. Kemudian karena iklim kering merupakan kategori dalam kaitan dengan bermacam-macam iklim lainnya, kita perlu juga membahas secara sepintas mengenai klasifikasi iklim (climate classification).

Iklim dan cuaca berkaitan erat satu sama lain, sebagaimana dlam ungkapan "Climate is what you expect, weather is what you get" (iklim adalah yang Anda harapkan, cuaca adalah yang Anda dapatkan). Dari ungkapan ini, kita bisa memahami bahwa cuaca merupakan keadaan yang kita hadapi sehari-hari, sedangkan iklim merupakan keadaan yang kita hadapi dalam jangka panjang (30 tahun atau lebih). Lalu keadaan apa? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami apa yang dikenal sebagai sistem iklim (climate system) yang terdiri atas komponen: (1) atmosfer (atmosphere), (2) litosfer (lithosphere), (3) hidrosfer (hydrosphere), (4) kryosfer (cryosphere), dan biosfer (biospgere). yang saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi komponen-komponen sistem iklim tersebut menghasilkan sesuatu yang dapat diukur yang lazim dikenal sebagai peubah iklim utama (essential limate variables, ECS). Peubah iklim esensial merupakan peubah fisik, kimiawi, dan hayati atau sekelompok peubah yang saling berkaitan yang paling menentukan karakteristik iklim bumi, berjumlah 54 peubah (54 ECS). Di antara ke-54 peubah tersebut, peubah yang paling umum kita kenal karena berkaitan dengan permukaan bumi adalah presipitasi (precipitation), suhu permukaan (surface temperature), tekanan permukaan (surface pressure), uap air permukaan (surface water vapour), neracaca radiasi permukaan (surface radiation budget). dan kecepatan dan arah angin permukaan (surface wind speed and direction).

Gambar 1.1.1.
Komponen sistem iklim menurut IPCC

Interaksi kelima komponen komponen iklim bersifat dinamis dalam waktu dan ruang. Karena itu cuaca berubah dengan sangat cepat dalam konteks waktu dan ruang sebagaimana tampak dari hasil pengukuran peubah cuaca dan iklim, misalnya suhu permukaan pada waktu yang sama berubah dari satu tempat ke tempat lainnya dan pada satu tempat berubah dalam satuan jam, menit, dan detik. Perubahan nilai peubah iklim essensial dari satu tempat ke tempat lain digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan iklim (climate classification), sedangkan perubahan nilai peubah iklim esensial digunakan untuk menentukan perubahan iklim musiman suatu tempat. Klasifikasi iklim dikategorikan ke dalam tiga sistem:
  • Sistem klasifikasi empirik, didasarkan pada peubah iklim yang dapat diamati, misalnya klasifikasi iklim Köppen (Köppen climate classification), yang merupakan klasifikasi iklim yang digunakan di paling banyak negara di dunia, diperbarui pada 1954 sebagai klasifikasi iklim Köppen–Geiger (Köppen–Geiger climate classification system), dan diperbaruai kembali pada 1967 sebagai varian yang dikenal dengan sebagai klasifikasi iklim Trewartha (Trewartha climate classification), silahkan periksa peta klasifikasi iklim Köppen untuk kawasan Asia Tenggara.
  • Sistem klasifikasi genetik, didasarkan pada komponen penyebab iklim sehingga merupakan sistem klasifikasi iklim yang paling rumit, misalnya sistem klasifikasi iklim H. Flohn dan sistem klasifikasi iklim A. N. Strahler.
  • Sistem klasifikasi terapan, didasarkan pada dan digunakan dalam menghadapi permasalahan iklim tertentu, misalnya klasifikasi iklim Thornthwaite (Thornthwaite classification system) untuk mengatasi permasalahan kebutuhan air di suatu wilayah dan digunakan terutama di Amerika Serikat. Sistem klasifikasi iklim Mohr (1933), klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1951), dan klasifikasi iklim Oldeman yang digunakan di Indonesia termasuk dalam kategori sistem klasifikasi ini.
Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson membedakan 8 tipe iklim yaitu: (1) Tipe iklim A (sangat basah), vegetasinya hutan hujan tropis; (2) Tipe iklim B (basah), vegetasinya juga hutan hujan tropis; (3) Tipe iklim C (agak basah), vegetasinya hutan gugur; (4) Tipe iklim D (sedang), vegetasinya hutan musim; (5) Tipe iklim E (agak kering), vegetasinya sabana; (6) Tipe iklim F (kering), vegetasinya sabana; (7) Tipe iklim G (sangat kering), vegetasinya padang ilalang; dan (8) Tipe iklim H (luar biasa kering), vegetasinya sama dengan G. Pada pihak lain, klasisikasi iklim Oldeman membedakan tipe iklim sebagai berikut: (1) Zona A: jika terdapat >9 bulan basah (BB) berurutan; (2) B1: jika terdapat 7-9 BB berurutan dan kurang dari 2 bulan kering (BK); (3) B2: jika terdapat 7-9 BB berurutan dan 2-4 BK, (4) C1: jika terdapat 5-6 BB berurutan dan <2 BK; (5) C2: jika terdapat 5-6 BB berurutan dan 2-4 BK; (6) C3: jika terdapat 5-6 BB berurutan dan 5-6 BK; (7) D1: jika terdapat 3-4 BB berurutan dan <2 BK; (8) D2: jika terdapat 3-4 BB berurutan dan 2-4 BK; (9) D3: jika terdapat 3-4 BB berurutan dan 5-6 BK; (10) D4: jika terdapat 3-4 BB berurutan dan >6 BK; (11) E1: jika terdapat <3 BB berurutan dan <2 BK; (12) E2: jika terdapat <3 BB berurutan dan 2-4 BK; (13) E3: jika terdapat <3 BB berurutan dan 5-6 BK; dan (14) E4: jika terdapat <3 BB berurutan dan >6 BK. Mengenai bagaimana cara mengklasifikasikan tipe iklim dalam kedua sistem klasifikasi ini, silahkan mengunduh dan membaca presentasi Klasifikasi Iklim. Berdasarkan pada klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson dan klasifikasi iklim Oldeman, silahkan jawab sendiri pertanyaan apa itu iklim kering.

Pertanian Berwawasan Iklim Kering atau Pertanian Lahan Kering?
Kata berwawasan dalam istilah "pertanian berwawasan iklim kering" berasal dari kata dasar "wawas" yang bermakna amati, tinjau, atau pandang, Mendapat akhiran -an menjadi wawasan, maknanya kemudian menjadi: (1) hasil mewawas, tinjauan, atau pandangan; atau (2) konsepsi cara pandang, dan mendapat awalan ber- mengubah maknanya menjadi: (1) memiliki hasil mewawas, tinjauan, atau pandangan; atau (2) memiliki konsepsi cara pandang. Dengan demikian, istilah pertanian berwawasan iklim kering dapat bermakna pertanian yang memiliki kemampuan beradaptasi dan memiliki sejarah panjang berkembang di wilayah beriklim kering. Pengertian ini analog dengan pengertian istilah wawasan nasional sebagai: 
cara pandang suatu bangsa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta dalam hubungan antarnegara yang merupakan hasil perenungan filsafat tentang diri dan lingkungannya dengan memperhatikan sejarah dan kondisi sosial budaya serta memanfaatkan konstelasi geografis guna menciptakan dorongan dan rangsangan dalam usaha mencapai tujuan nasional, wawasan nusantara sebagai pandangan atau anggapan bahwa nusantara adalah kepulauan yang merupakan suatu kesatuan, termasuk semua laut dan selatnya, dan wawasan sosial sebagai kemampuan untuk memahami cara-cara menyesuaikan diri atau menempatkan diri dalam lingkungan sosial.
Mengadopsi pengertian wawasan nasional maka pertanian berwawasan iklim kering berarti:
cara pandang sebagai hasil perenungan filsafat mengenai keadaan petani, sumberdaya, dan lingkungannya dan dengan memperhatikan kondisi sejarah dan kondisi sosial budaya serta konstelasi geografis dengan daerah di sekitarnya guna menciptakan dorongan untuk membangun pertanian berkelanjutan di kawasan beriklim kering. 
Menggunakan pengertian mengenai pertanian berwawasan iklim kering maka yang menjadi subjek dalam pertanian berwawasam iklim kering adalah petani dengan lingkungan fisik-hayati dan lingkungan sosial-budaya dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat dalam memanfaatkan sumberdaya yang tersedia di kawasan beriklim kering dalam membangun pertanian berkelanjutan. 

Penerapan wawasan iklim kering dalam pertanian menghasilkan pertanian yang lazim disebut pertanian lahan kering (dryland agriculture) yang di dalamnya tercakup usahatani lahan kering (dryland farming). Kedua istilah ini saling berkaitan, tetapi mempunyai pengertian yang berbeda. Pertanian lahan kering berkaitan dengan tipologi sistem pertanian, sedangkan usahatani merupakan proses pemanfaatan lahan kering untuk melakukan usahatani. Kedua istilah ini akan diuraikan lebih lanjut pada materi 1.2.



1.1.1.2. Pustaka Daring
Untuk mengakses seluruh pustaka yang digunakan dalam mata kuliah ini, silahkan mengakses Pustaka Daring. Pustaka yang khusus digunakan untuk menulis materi kuliah ini dan perlu Anda akses untuk mendalami adalah sebagai berikut:
  1. Essential Climate Variables (ECV) dari Global Climate Observing Systems
  2. Essential Climate Variables dari World Meteorological Organization
  3. States of the Global Climate 2021 dari Global Climate Observing Systems
Mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.


1.1.2. TUGAS KULIAH

1.1.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Kamis, 8 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.1.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Kamis, 8 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.1.2.3. Mengerjakan dan Melaporkan Tugas Kasus
Untuk mendalami pemahaman mengenai iklim kering dan pertanian berwawasan iklim kering, silahkan mengerjakan tugas projek sebagai berikut: 
  1. Memeriksa KRS/KHS yang sudah Anda selesaikan selama ini, dan mencari mata kuliah yang berkaitan dengan pertanian berwawasan iklim kering
  2. Dari seluruh mata kuliah yang telah Anda selesaikan, menentukan persentase mata kuliah yang berkaitan dengan pertanian berwawasan iklim kering.
  3. Berdasarkan pada persentase mata kuliah yang berkaitan dengan pertanian berwawasan iklim kering, jelaskan apakah kurikulum Prodi Agroteknologi sudah berwawasan pertanian iklim kering.
Laporkan data hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Pengerjaan Tugas Projek pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.


1.1.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini: 
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, Sabtu. 3 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Kamis, 8 Februari 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 22 Januari 2023, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar